DUKA NEGERI KAMI
Oleh : Andy Khusniardhy
Duka negeri kami
ketika laut digulung amuk ombak
dan para pembesar dengan enak
lemparkan tajam ujung ombak
"Kenapa kau berumah di pantai?
Salah berdiri diincar badai.
Laut pun retak, air muncrat.
Mana tsunami lagi berhasrat"
Duka negeri kami
ketika Merapi memboyong ribuan pengungsi
dan tuan-puan dikursi rakyat mengkritisi
"Erupsi Merapi melelehkan api rezeki.
Tinggal teng teng teng berbunyi,
sebungkus nasi datang dan
kau tinggal melahap sendiri."
NYANYIAN MENTAWAI
O, Mentawaiku
membujur kaku
Bergelimang tubuh
menjadi bangkai
Di pesisir pantai
Bumi Mentawaiku
O, Mentawaiku
mengering layu
Tersapu malu
pada laku telanjang
tak berkesudahan
Tapi sekarng,
ia seakan telah mati
dihantam ganas tsunami
O, Mentawaiku
hidup dan lah engkau
berreingkarnasi
Kuncuplah tunas sepimu
pada ruh jihad kesucian hati
KABAR
Aku dikabarkan ceriwis televisi
koran, kawan, fb, juga puisi
Tentang merapi yang mengobarkan api
ketika ia dipenggal Tuhan
di leher cantiknya
Merapi tak mati, tapi mengamuk
Angin ditundukannya, menyemburkan
lahar, pasir, juga debu, abu
hingga kami pilu diterjang kelu
Ratusan tewas dilalap api
Ribuan pengungsi ditenda kami
melirik kembali Tuhan
justru Dia Maha Penyayang
Oleh : Andy Khusniardhy
Duka negeri kami
ketika laut digulung amuk ombak
dan para pembesar dengan enak
lemparkan tajam ujung ombak
"Kenapa kau berumah di pantai?
Salah berdiri diincar badai.
Laut pun retak, air muncrat.
Mana tsunami lagi berhasrat"
Duka negeri kami
ketika Merapi memboyong ribuan pengungsi
dan tuan-puan dikursi rakyat mengkritisi
"Erupsi Merapi melelehkan api rezeki.
Tinggal teng teng teng berbunyi,
sebungkus nasi datang dan
kau tinggal melahap sendiri."
NYANYIAN MENTAWAI
O, Mentawaiku
membujur kaku
Bergelimang tubuh
menjadi bangkai
Di pesisir pantai
Bumi Mentawaiku
O, Mentawaiku
mengering layu
Tersapu malu
pada laku telanjang
tak berkesudahan
Tapi sekarng,
ia seakan telah mati
dihantam ganas tsunami
O, Mentawaiku
hidup dan lah engkau
berreingkarnasi
Kuncuplah tunas sepimu
pada ruh jihad kesucian hati
KABAR
Aku dikabarkan ceriwis televisi
koran, kawan, fb, juga puisi
Tentang merapi yang mengobarkan api
ketika ia dipenggal Tuhan
di leher cantiknya
Merapi tak mati, tapi mengamuk
Angin ditundukannya, menyemburkan
lahar, pasir, juga debu, abu
hingga kami pilu diterjang kelu
Ratusan tewas dilalap api
Ribuan pengungsi ditenda kami
melirik kembali Tuhan
justru Dia Maha Penyayang